Konser Orkestra Diponegoro: Langkah Besar untuk Sebuah Kesenian Tinggi

Dok. LPM Hayamwuruk

Diponegoro
Orkestra (Dipor) Universitas Diponegoro (Undip) menunjukan prestasinya dengan berhasil
menyelenggarakan Konser Orkestra untuk kali pertamanya pada malam Minggu, 16
November 2019 lalu di Gedung Prof. Soedharto Tembalang.

Berawal
dari keinginan mahasiswa yang mencintai alat musik Barat, Dipor mulai tumbuh
sebagai komunitas dan sekarang menjadi Badan Semi Otonom (BSO). Langkah
selanjutnya untuk menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro
(UKM-U) adalah dengan menyelenggarakan pementasan orkestra sebagai bukti
prestatif dari BSO.

Dalam
konser pertama kali ini mengambil tema “Action Movie Night”, dimana pemilihan
tema ini bukan tanpa strategi. Tetapi hal ini dipilih karena banyak kalangan
yang belum mengetahui orkestra itu bagaimana.

Dalam
sambutannya, Priska Grace sebagai ketua Dipor 2019, mengatakan bahwa anak zaman
sekarang lebih banyak mengetahui lagu-lagu yang dekat dengan kehidupannya.
Seperti genre film aksi ditampilkan karena banyak anak muda yang sudah mendengar
lagu itu sehingga orkestra dibawa lebih dekat dengan kemasan masa kini.

Dalam
kesempatan ini pula, Konser Orkestra dihadiri oleh Rektor dan Wakil Rektor yang
bernyanyi bersama dengan diringi piano serta flute secara spontan atau dadakan dadakan sehingga menimbulkan
keseruan dari penonton yang melihat pembesar universitas bisa memetik gitar dan
bernyanyi dengan merdu.

Dalam pembukaan acara Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan
Utama menyampaikan sambutan apresiasi pada konser pertama. “Undip akhirnya
memiliki wadah baru kretivitas mahasiswa dalam bermusik
,” Juga ada sedikit hal lucu
yang ia sampaikan. “Saya salah kostum disini, ternyata penonton yang datang memakai
pakaian formal semua, sementara saya pakai pakaian santai jeans dan hem
, ujarnya. Dan saat itu
memang AC sentral di Gedung Prof. Soedharto sedang dingin-dinginnya, maka
rektor
pun
terlihat kedinginan di dalam ruangan konser.

Robi, seorang penikmat
musik orkes dari Jakarta, menyambut baik dan mengapresiasi penampilan pertama
Dipor kali ini. Kemasan konsep dari konser orkestra ini sudah bagus dan
masing-masing pemain memiliki performa yang cukup bagus. Ia juga memberikan
masukan agar kedepannya konser dibuat
lebih
‘hidup’ terutama saat drama musikal. Juga ia memberi kritikan pada jeda waktu istirahat
yang lumayan lama dan membuat banyak penonton hilang.

“Untuk performance
masing-masing personil sudah bagus, secara tim orkestra juga sudah bagus. Kemasannya
sudah bagus tapi kurang begitu hidup begitu, jadi ada kaya jeda-jeda yang
terlalu lama,” tandas Robi.

Hal senada juga
diungkapkan oleh koordinator acara, Albertus Jalu. “Banyak banget kendalanya
sih, mulai dari terlambatnya panitia, kekurangan panitia, juga beberapa masalah
teknis seperti sound system-nya yang agak kacau saat acara. Harap maklum
ini konser besar kita yang pertama,” tandasnya.

Ia juga mengatakan bahwa
di tahun depan jika ada konser orkestra lagi, Dipor akan berusaha memperbaiki
kesalahannya dan mengembangkan lagi kemasan yang lebih unik, lebih baik di
tahun 2020 nanti. ”Kita menunjukkan kalau kita (Dipor) ada, pokoknya ingin jadi
UKM. Ini langkah besar,” ucap Jalu.
Reporter: Ige
Penulis: Ige
Editor: Lukluk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top