GEMPA LITERASI RUMAH DUNIA BERSAMA GOL A GONG

Oleh: Hasna Fuadilla
Peliput: Alfu Lailatus T

Sabtu (10/12/2011), ratusan orang memadati Aula yang berada di lantai 3 Gedung Suara Merdeka, Jalan Kaligawe Semarang. Mereka yang terdiri dari berbagai kalangan ini sedang menghadiri acara workshop kepenulisan bertajuk “Ngobrol Seru Bareng Gol A Gong”. Acara ini diselenggarakan oleh Ekspresi Suara Remaja, sebuah wadah perkumpulan para penulis muda. Sehari sebelumnya, Jum’at (09/11/2011), Gol A Gong telah mendatangi kampus FIB Undip dalam acara yang diselenggarakan atas kerjasama antara KMSI (Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia) dan Teater Emka.

Pukul 09.30 WIB, seorang pembawa acara membuka perhelatan dengan gaya santai dan diselingi candaan ringan. Setelah acara dibuka, Gol A Gong sebagai pembicara tunggal maju dan meminta salah seorang peserta untuk membacakan puisi. Satu puisi karya Henry TM pun mengalir dari mulut Melia, seorang siswi SMAN 1 Ungaran. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan masa kecil penulis yang berdomisili di Serang, Banten tersebut.

Gol A Gong bernama asli Heri Hendrayana Harris adalah seorang penulis novel yang telah dicetak lebih dari 100.000 kopi. Balada Si Roy adalah salah satu dari karyanya yang fenomenal. Karena mengalami insiden jatuh dari pohon semasa kecil, tangan kirinya pun harus diamputasi sebatas sikut. Namun kekurangan ini tidak membuatnya patah arang. Berkat dorongan sang ayah melalui kata-kata “Ini buku, bacalah! Maka kamu akan lupa bahwa kamu cacat,” Gol A Gong menyadari bahwa buku dapat membebaskan dirinya dari segala kekurangan. “Buku itu bisa membuat orang minder menjadi nggak minder.” Ucapnya bersemangat.

Buku telah menjadi jiwa bagi Gol A Gong. Maka pada tahun 2002 ia beserta istrinya, Tias Tatanka, mendirikan Rumah Dunia di kediaman mereka, di kabupaten Serang, Banten. Rumah dunia yang pada awalnya berkonsep sebagai taman bacaan kemudian berkembang menjadi tempat pelatihan kepenulisan dan pusat belajar untuk mencetak penulis-penulis baru. Menurut Gol A Gong, minat bangsa Indonesia terhadap membaca dan menulis sangat memprihatinkan. “Bangsa kita itu termasuk sulit untuk menggerakkan pena,” Ungkapnya. Dalam paparannya ia memberikan konsep mengenai Gempa Literasi. Gempa Literasi di sini ia maksudkan sebagai aksi untuk menghancurkan kebodohan, terutama lewat gerakan membaca dan menulis.

Rumah Dunia dengan semboyan “Rumahku Rumah Dunia, Kubangun dengan Kata-Kata” menyuguhkan berbagai macam kegiatan menarik yang mencakup pertunjukan seni, aneka lomba, wakaf buku, pelatihan kepenulisan, bazaar buku, bedah buku, dsb. Keseluruhan kegiatan ini kemudian terkonsep menjadi Gempa Literasi. Melalui konsep ini, Gol A Gong mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di berbagai kota.

Di tengah-tengah acara, MC yang piawai mengendalikan suasana memberikan sebuah doorprize berupa satu buah buku otobiografi Gol A Gong yang berjudul Menggenggam Dunia. Doorprize ini dimulai dengan pendefinisian buku oleh Gol A Gong. “Buku adalah wanita, maka nikahilah buku.” Ucap Gol A Gong yang mengundang keriuhan penonton. Pendefinisian buku selanjutnya dilemparkan kepada peserta workshop. Ada banyak definisi buku yang disebutkan oleh para peserta yang antusias. Doorprize ini kemudian dimenangkan oleh Qur’anul Hidayat Idris, pemimpin redaksi LPM Hayamwuruk, melalui kata-kata sederhananya, “Buku itu tanda, maka kenali maknanya”.

Acara dilanjutkan kembali dengan pemaparan mengenai langkah-langkah untuk menjadi penulis. Menurut Gol A Gong, ada 3 hal yang harus dilakukan untuk menjadi seorang penulis. Seorang calon penulis harus rajin menghadiri acara temu penulis. Selanjutnya, ia harus membeli buku dan meminta langsung tanda tangan pada sang penulis. “Nah, yang ketiga ini agak sedikit ekstrim. Kalau perlu, pacarilah penulis atau nikahi penulis!” Ucap Gol A Gong yang mengundang tawa peserta.

Saat memasuki waktu istirahat, jeda waktu ini banyak dimanfaatkan oleh para peserta untuk berfoto bersama Gol A Gong. Tim Hayamwuruk berhasil mewawancarai Gol A Gong di tengah keramaian suasana workshop. Ketika ditanya apakah ada rencana untuk memfilmkan Balada Si Roy, Gol A Gong menjawab bahwa Ia memang sudah memiliki rencana untuk mengembangkan bukunya dalam bentuk film. “Untuk memfilmkan sudah ada rencana, tinggal mencari produsernya, sedangkan dari sekarang sudah dimulai pengolahan dan penggodokan materi.” Ujarnya ramah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top